Analisis Struktur Batin dan Struktur Fisik Yang Terdapat Pada Puisi ‘Duka-Mu’ Karya Sapardi Djoko Damono
DOI:
https://doi.org/10.56854/jspk.v2i3.217Keywords:
Mikrostruktural, Fisik, Batin, Duka Mu, PuisiAbstract
Puisi "Duka Mu" karya Sapardi Joko Damono merupakan karya yang sangat menarik dan memesona. Dalam menganalisis struktur puisi, ada dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin mengacu pada makna yang terkandung dalam puisi, seperti tema, perasaan nada, suasana, dan amanat. Sementara Struktur fisik, sebaliknya, mengacu pada aspek visual dan pendengaran sebuah puisi, seperti diksi, imaji, gaya bahasa, tipografi, kata konkret, dan rima. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mendeskripsikan objek yang dianalisis. Objek yang diambil adalah puisi yang berjudul “Dukamu Abadi” karya Sapardi Djoko Damono. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka dengan cara membaca dan mencatat data-data berupa baris puisi yang mengandung struktur batin dan mengandung struktur fisikSebelum memasuki pembahasan tentang unsur batin dan unsur fisik dalam puisi "Dukamu Abadi" karya Sapardi Djoko Damono, penting untuk memahami makna keseluruhan puisi terlebih dahulu. Puisi ini menggambarkan perjalanan seseorang dalam menghadapi kesedihan yang abadi, namun juga mengungkapkan proses pemulihan dan penerimaan atas kesedihan tersebut.Unsur batin dalam puisi ini merujuk pada perasaan, emosi, dan pemikiran yang tersembunyi di balik kata-kata yang digunakan. Unsur fisik mengacu pada struktur dan bentuk puisi itu sendiri, seperti gaya bahasa, metafora, atau imaji yang digunakan untuk menyampaikan makna. Dalam puisi "Dukamu Abadi," unsur batin terutama mencakup perasaan kesedihan yang mendalam dan keabadian kesedihan tersebut dalam hidup seseorang. Penyair menggambarkan bagaimana dukanya menjadi bagian dari dirinya, bagaimana kesedihan tersebut menguji dan mengiringi setiap langkahnya. Namun, pada akhirnya, ada perubahan dalam persepsi terhadap kesedihan tersebut. Penyair menyadari bahwa ada kekuatan dalam membebaskan diri dari derita tersebut dan mengubahnya menjadi semangat baru. Sementara itu, unsur fisik dalam puisi ini termasuk dalam pemilihan kata-kata yang kuat dan metafora yang mendalam. Misalnya, penggunaan "dukamu adalah dukaku" menunjukkan kedalaman hubungan antara kesedihan seseorang dengan kesedihan yang dialami oleh orang lain. Metafora seperti "membebaskan aku dari derita ini" menunjukkan proses pembebasan dan pemulihan yang terjadi. Struktur Fisik puisi dibagi menjadi enam bagian: diksi, imaji, rima dan imaji , tipografi, Bahasa figuratif, dan kata kongkret. Puisi ini menggunakan irama yang relatif stabil dan teratur, dengan penggunaan baris yang relatif panjang dan pendek yang teratur. Irama ini membantu dalam menciptakan kesadaran ritme yang konsisten dan memantapkan makna puisi. Struktur Fisik puisi dibagi menjadi enam bagian: diksi, imaji, rima dan imaji , tipografi, Bahasa figuratif, dan kata kongkret.